
Bajawa dengan penduduk sekitar 45.000 meski tidak semodern kota kabupaten lain di Nusa Tenggara Timur lainnya tetapi cukup cantik alamnya dan juga bersih udaranya. Di sini udaranya cukup dingin dan sejuk tetapi telah dihangatkan keramahan penduduknya yang bersahabat.
Di pusat kota, kita akan temui sebuah pasar yang cukup ramai dikunjungi orang. Itulah Pasar Bajawa. Sebelumnya di pasar inilah segala aktivitas perekonomian berlangsung dari jual beli barang jadi maupun barang mentah. Namun, sekarang pasar ini sudah terbagi menjadi 2. Pasar Bajawa atau yang lebih dikenal sebagai pasar inpres atau pasar tingkat ini menjadi pasar yang hanya diperuntukkan untuk mereka yang menjual dan membeli barang hadi seperti tas, pakaian, dll. Sedangkan untuk barang mentah atau bahan baku dipusatkan di Pasar Bobou. Di sana kita akan temukan beraneka ragam jenis sayuran, buah, ikan, dan bahan mentah lainnya. Ketika kita singgah di Pasar Bajawa maupun Pasar Bobou, akan kita jumpai suasana tradisional masyarakatnya yang ramah dan bersahabat.

Setelah berkeliling di pasar, cobalah untuk singgah di salah satu warung yang ada di sana. Pesanlah makanan dan jangan lupa untuk mencici sambal khas yang berbahan dasar cabe rawit yang banyak dijual di pasar. Sehingga kalian dapat merasakan betapa nikmatnya sambal yang mungkin hanya akan kalian temukan di daerah Flores ini. Jangan segan juga untuk mencicipi beberapa makanan warung atau yang dijajakan di tepi jalan. Selain bersih, Pasar Bajawa pun terkenal sebagai salah satu pasar terbersih. Kalau ingin mencoba memakan pinang dan sirih, silakan beli satu bungkus paket sirih dan pinang dengan harga Rp5.000,- saja.
Kekhasan kota dingin ini pun tidak berhenti hanya sampai di situ saja. setelah berkeliling di Pasar Bobou dengan segala kekhasannya, maka tidak ada salahnya juga untuk berkeliling di Pasar Bajawa atau Pasar Tingkat. Di sana akan kalian temukan barang dagangan berupa kain ikat tradisional khas Bajawa dan aksesoris pakaian adat lainnya. Kain ikat di desa tradisional tentu dapat dibeli bila mereka menjualnya. Harga kain ikat bisa ditawar, mulai dari sarung besar, selimut, hingga scarf. Anyaman pun sebagian diperjualbelikan seperti halnya tas unik gaya Ngada yang kecil namun indah diornamentasikan dengan kulit kerbau dan anyaman bambu tapi harganya bisa sampai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
No comments:
Post a Comment