Wednesday, September 18, 2013

Alat Transprotasi Unik di Kabupaten Ngada, NTT

Acara Pelepasan dan Serah Terima Peserta SM-3T Angkatan 3 telah usai. Kini tiba saatnya kami para peserta SM-3T Angkatan 3 berangkat menuju ke daerah penempatan masing-masing sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan sebelumnya. Tentunya dengan guru atau Kepala Sekolah yang datang untuk menjemput para peserta SM-3T Angkatan 3.
Begitupun dengan saya dan mbak Intan, kami berdua telah bersiap untuk berangkat ke daerah penempatan kami bersama dengan Kepala Sekolah dari SDK Ngedusuba yang telah datang menjemput kami ke kantor Dinas Pendidikan. Kulihat begitu pula yang terjadi pada teman-teman peserta SM-3T lainnya. Satu per satu mereka meninggalkan kantor dinas dengan kendaraan dinas sekolah yang dikendarai oleh pihak sekolah yang menjemput mereka. Sempat terbesit pula dalam hati ini bahwa kami pun mungkin akan segera mengalaminya, berangkat ke daerah penempatan dengan kendaraan dinas seperti yang dialami oleh teman-temanku.
Setelah berbincang singkat dengan mbak Wika dan mbak Aster, peserta SM-3T angkatan 2 yang sebelumnya juga ditempatkan di SDK Ngedusuba, barulah kami tahu bahwa kami tidak akan berangkat ke daerah penempatan menggunakan kendaraan dinas sekolah seperti yang lainnya. Kami telah disiapkan sebuah kendaraan khusus yang spesial dan telah menanti kami di depan kantor dinas pendidikan. Kendaraan yang dimaksudkan adalah Oto Kayu.

Setelah mencari tahu ke beberapa sumber, akhirnya saya pun mengetahui bahwa ada yang unik dengan alat transportasi yng ada di Kabupaten Ngada, Flores, NTT. Di sini tidak akan saya temui alat transportasi umum layaknya alat transportasi yang biasa saya temui di kampung halaman. Beberapa alat transportasi yang ada di sini antara lain adalah:
  1. Oto Kayu atau Bis Kayu
    Ini adalah alat transportasi umum hasil modifikasi truk. Jadi truk yang biasa kita lihat di Jawa sebagai kendaraan yang berfungsi untuk mengangkut berbagai macam barang baik ringan maupun berat, di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten penempatan saya, truk berubah fungsi tidak hanya sebagai alat angkut barang-barang baik ringan maupun berat. Truk dimodifikasi dengan ditambah deretan bangku-bangku dan atap pada bagian atasnya. Truk menjadi salah satu alat transportasi yang justru menjadi primadona bagi masyarakat di sana. Masyarakat lebih senang menaiki Oto Kayu dibandingkan alat transportasi lainnya. Alasannya dengan menaiki alat transportasi ini mereka tidak akan merasakan yang namanya mabuk darat. Apalagi ditambah dengan dentuman musik yang maha keras. Dengan demikian mereka tidak akan merasakan jarak tempuh yang jauh maupun jalan rusak atau jalan yang berliku-liku. Dan ajaibnya, saya pun merasa demikian.
    Awalnya saya bingung bagaimana cara menaiki alat transportasi yang satu ini. Bagaimana tidak, tidak kutemukan pintu masuk kecuali pada bagian depan. Sejauh mata memandang yang kutemukan hanyalah jendela-jendela tanpa kaca yang berderet di bagian belakang. Ternyata, disitulah letak keunikan dari oto kayu ini. Lubang yang kuanggap sebagai deretan jendela tanpa kaca tersebut ternyata berfungsi pula sebagai pintu keluar masuk penumpang. Dan perlu diketahui, penumpang yang menaiki Oto Kayu tidaklah ada batasan. Maksud tidak ada batasan di sini adalah siapa saja bisa masuk termasuk hewan, kayu bakar, dan bahan-bahan mentah yang biasa warga bawa ke kota untuk dijual.
    Keunikkan lainnya selain jendela yang multifungsi dan penumpang yang universal, kita akan temukan jajaran speaker yang tersusun rapi di bagian depan bangku penumpang. Dari situlah kita akan mendengar dentuman musik yang mengaum memecah keheningan hingga dari jarak beberapa ratus meter kita mampu mendengar suara dentuman musik yang berasal dari speaker tersebut.
    Oto Kayu atau Bis Kayu yang ada di kampung daerah penempatanku hanya tersedia 1 buah saja. Oto tersebut bernama Oto Sehati. Pemberian nama ini biasanya disesuaikan dengan tulisan atau slogan yang tergambar pada badan truk. Oto Sehati ini mulai beroperasi dari pukul 4 pagi dan baru akan pulang kembali ke kampung sore sekitar pukul 4 atau 5. Jadi, jika warga kampung akan bepergian ke kota, mereka harus sudah siap dari pukul 4 pagi. Nah, Oto Kayu inilah alat transportasi yang membawaku pertama kali ke kampung dimana aku akan mengabdikan diri.
  2. Oto bemo
    Alat transportasi yang satu ini di Jawa kita kenal dengan nama angkot. Dari bentuk dan ukurannya sama persis dengan angkot yang biasa beroperasi di Jawa. Bedanya pada Oto Bemo kita akan melihat ornamen-ornamen tambahan lain yang tertempel pada kaca depan mobil. Dari yang berupa boneka, sejenis kaca spion, stiker, dll. Hingga terkadang terlihat penuh sesak. Dan tentu tidak ketinggalan yang menjadi favorit warga di sana speaker aktif yang akan memanjakan para penumpang dengan dentuman musik yang akan membuat jantungmu seakan ikut berdentum mengikuti alunan musik. Bedanya dengan Oto Kayu, Oto Bemo jarang atau hampir tidak pernah menaikkan binatang sebagai penumpangnya.
  3. Ojek
    Alat transportasi inilah yang mudah sekali didapat di sana. Sebab berdasarkan pengamatan, siapa saja yang memiliki motor dan bersedia, dapat menjadi tukang ojek yang akan mengantarkanmu sampai ke tempat tujuan. Tentu saja, biaya yang harus dikeluarkan untuk naik ojek berbeda dengan biaya yang harus dikeluarkan ketika kita memilih untuk menaiki Oto Kayu maupun Oto Bemo. Keistimewaan jika kita naik ojek adalah mereka akan mengantar kita ke tempat tujuan dan sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
    Jadi, mana kendaraan favoritmu? ;)

No comments:

Post a Comment