Saturday, September 21, 2013

Berburu Siput Laut

tak kenal maka tak sayang...
Begitu kata pepatah yang pernah saya dengar. Ini adalah hari kedua saya berada di bagian lain negeriku Indonesia. Bertempat di sebuah kabupaten dengan garis pantai yang cukup panjang tentu akan membawamu menikmati sajian alam berupa pantai-pantai indah yang belum tentu akan kita temui di Pulau Jawa. Yaps, pantai dan laut. Inilah bagian dari ceritaku yang cukup indah untuk dikenang.
Mendapatkan daerah penempatan yang berada di pesisir pantai adalah sebuah keuntungan bagi saya. Bagaimana tidak, inilah hiburan yang ada di depan mata, tempat yang menyenangkan dan mampu menghilangkan segala beban dalam hati meski itu hanya sementara. Namun apa yang saya ketahui mengenai laut masih lah sangat sedikit dibandingkan warga setempat yang bahkan sebagian dari mereka menggantungkan hidup dari laut. Jika saya menganggap laut hanya sebatas kebutuhan rekreasi atau sekedar melepas penat, maka warga setempat menganggap laut sebagai lahan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari situlah saya akan dikenalkan lebih jauh mengenai laut yang membentang luas di hadapanku ini.
Berburu siput laut. Begitulah warga setempat mengajarkan kami tentang laut yang menjadi lahan mereka. Beribu tanda tanya singgah di kepala saya. Bagaimana tidak, tidak pernah saya tahu sebelumnya bahwa di laut ada siput yang bahkan dapat dimakan. Pengetahuan saya hanya sampai pada siput yang ada di darat atau di sawah.
Bersama dengan Brito dan beberapa warga lainnya, saya dan mbak Intan pun mencoba untuk ikut serta dalam perburuan mereka di laut. Dengan berbekal 1 baskom untuk menyimpan siput yang didapat nantinya, kamipun bergegas menuju ke pantai. Pantai yang kami tuju hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah. Uniknya pantai ini tidaklah sama dengan pantai-pantai yang biasa saya kunjungi ketika masih di kampung halaman saya di Jawa. Pantai di sini berupa batu-batu, tak terlihat sedikitpun pasir seperti pantai pada umumnya. Dan batu-batu tersebutlah yang ternyata menjadi rumah bagi siput laut yang akan kami buru itu. Satu lagi, waktu yang kami gunakan untuk berburu siput laut adalah ketika air laut sedang surut. Waktu tersebut adalah waktu terbaik untuk mendapatkan siput dengan ukuran besar yang menandakan bahwa daging siput tersebutpun pastilah lezat untuk disantap.
Beberapa warga telah sibuk membongkar dan membolak-balikkan batu, tapi saya dan mbak Intan masih berdiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk berburu siput laut. Hingga terdengar suara panggilan dari Brito, dan Ia pun mengajarkan pada kami bagaimana caranya mencari siput. Namun tetap saja meski cara-cara untuk berburu siput sudah mereka ajarkan, tapi tetap saja kami berdua tidak mendapatkan apa yang kami cari. Bagi kami ini masih terlalu sulit untuk membedakan siput dengan batu. Tapi, mereka tetap semangat mencari dan kemudian memberikannya pada kami.
Pasang telah naik, kami pun segera pulang. Hasil berburu siput pun kami bawa pulang serta untuk kemudian diolah menjadi teman makan malam kami. Begitu hangat suasana keluarga di rumah yang saya tinggali. Bunda, anakmu pasti akan dapat bertahan di sini hingga akhir batas waktu.

No comments:

Post a Comment