Friday, September 20, 2013

Lisa Keli

Sampai hari ini aku masih belum banyak menghafal siapa-siapa saja yang telah aku temui, yang telah berkenalan denganku. Bagiku sangat sulit untuk menghafal begitu banyak orang dalam satu waktu. Selain anak-anak sekolah dan warga sekolah aku belum banyak berkenalan karena aku memang masih sibuk membereskan barang-barangku dan menyesuaikan dengan keadaan lingkunganku yang baru. Hingga tiba suatu sore ketika kami sedang membakar jambu di samping rumah, tiba-tiba terdengar suara seperti ada orang yang datang sambil berbicara sendiri. Dari nada bicaranya, ia terlihat sangat riang seolah akan bertemu dengan orang yang memang sedang ditunggunya. Mama Merry segera menyuruh kami berdua masuk ke dalam dan tidak keluar terlebih dahulu karena yang datang itu adalah orang gila. Tanpa pikir panjang, kai berdua pun langsung masuk ke kamar dan berdiam di sana.

Orang gila yang mama Merry maksud itu bernama tante Lisa Keli. Ia datang ke rumah karena tahu ada kami dan ia ingin bermain dengan kami. Tapi mama Merry melarangnya dengan alasan kami berdua masih lelah dan sedang beristirahat. Jadi tidak boleh diganggu. Padahal kami berdua di dalam kamar hanya berdiam diri menunggu tante Lisa pergi. Dari dalam kamar kami berdua hanya dapat mendengar percakapan mereka karena memang dinding rumah kami hanya terbuat dari pelepah bambu sehingga semua percakapan terdengar begitu saja. Menit demi menit berlalu dan yang kami dengar hanya tante Lisa yang terus berbicara tak berhenti hingga kami yang hanya mendengarnya pun lelah dan akhirnya tidur. Kami tertidur begitu saja di lantai kamar kami yang hanyalah plester semen.
Entah berapa lama kami tertidur dan akhirnya terbangun karena ada yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan membangunkan kami. Ia adalah sesosok laki-laki tinggi besar dan berkulit hitam. Berdiri di pintu dan dengan suaranya yang menggema kami pun terkejut dan segera mengenakan jilbab. Seperti ada rasa bersalah dalam raut mukanya, si laki-laki itu pun langsung keluar dan berkata kepada kami untuk segera bangun karena hari sudah beranjak sore. Ya, memang benar di luar langit sudah tak lagi sepanas dan seterang tadi sebelum kami berdua tertidur.
Di belakang mama Merry sedang sibuk memberi makan babinya yang tidak bisa berhenti berteriak meminta makan. Kami berdua menghampirinya untuk mencari tahu siapa itu tante Lisa Keli. Akhirnya ia pun menceritakan bahwa tante Lisa Keli adalah seorang suster sebelum akhirnya gereja mengeluarkannya. Ia dikeluarkan karena ada masalah yang terjadi pada keluarganya. Rumah adat dari keluarganya telah mengalami kebakaran dan harta berharga dari rumah adat tersebut dicuri oleh orang. Tante Lisa yang katanya 1 minggu lagi akan diangkat akhirnya dikeluarkan. Karena menurut yang dikatakan oleh mama Merry, jika menjadi seorang suster tidaklah boleh ada masalah sedikit pun baik pada dirinya maupun keluarganya. Oleh karena itulah tante Lisa dikeluarkan dari kesusteran dan mengalami depresi akut hingga orang-orang menyebutnya gila.
Gila menurut orang-orang di kampung sini tidaklah sama dengan pengertian gila yang selama ini ada dalam benak kami. Gila yang dialami oleh tante Lisa bagi kami bukan gila melainkan stres atau depresi. Kami berdua hanya bertatap muka dan tertawa ketika ingat akan kejadian saat tante Lisa datang dan kami berdua bersembunyi dan berdiam diri dalam kamar hingga tertidur. Seharusnya kami berdua tidak perlu setakut itu.

No comments:

Post a Comment