Thursday, September 26, 2013

Perbedaan Latar Belakang Adat dan Budaya

Rapat penyusunan RAPBS di sekolah kemarin merupakan rapat pertama yang aku ikuti sejak kehadiranku di SDK Ngedusuba. Selain waktu pelaksanaan yang molor hingga mencapai 5 jam dari waktu yang telah dijadwalkan, ada beberapa hal lain yang juga menyita perhatianku saat itu. Salah satunya adalah waktu makan siang yang ikut molor juga. Entah mendapat kekuatan darimana orang-orang yang hadir dalam rapat tersebut hingga mampu menahan rasa lapar begitu lama. Bagiku menahan lapar selama itu berarti sama saja dengan menyiksa badanku sendiri. Sebab dapat dipastikan aku tidak akan bertahan lama sampai akhirnya asam lambungku mulai beraksi dengan sesuka hati mereka. Untunglah waktu sholat menyelamatkan kami berdua dari rapat yang sedang berlangsung itu.
Secara pribadi, aku tidak begitu paham dengan apa yang sedang mereka bahas. Sejauh ini aku hanya mengerti garis besarnya saja dan tugasku mengoperasikan laptop dan lcd yang menampilkan seluruh rancangan anggaran yang sedang mereka bahas.
Pengawas sekolah yang ikut ambil bagian dalam rapat tersebut ternyata datang tidak hanya untuk satu tujuan. Selain rapat, beliau datang untuk mengkonfirmasi berita mengenai berhentinya salah satu guru di SD tempat kami mengabdi. Entah mengundurkan diri atau dikeluarkan, kami berdua tidak terlalu paham. Tapi yang jelas salah satu guru tersebut sudah tidak lagi mengajar seperti biasanya. Dan satu hal yang aku tahu, kedua belah pihak yang berseteru merasa sama-sama benar. Mungkin memang begitulah sifat orang di sini. Sama seperti yang dipesankan oleh angkatan sebelumnya bahwa sebagian orang di sini jika mereka merasa benar maka ia tidak akan pernah menyerah atau mengalah. Ya, memang masih perlu belajar tentang apa dan bagaimana yang harus kita lakukan di tempat batu, dengan lingkungan berlatar belakang berbeda.

No comments:

Post a Comment