Saturday, September 28, 2013

Keluarga, Saudara, Segalanya

Sehati telah mengantarkan kami ke rumah yang ditinggali oleh Mas Rahmat dengan selamat tepat sampai di halaman depan rumah. Si pemilik rumah pun menyambut kami dengan senyum ramah dan khas orang timur. Beliau bernama Bapak Mikel Dou. Tumbuhnya yang tambun serta caranya berbicara menandakan bahwa ia berpengetahuan luas dan tentu saja ramah. Dan tanpa menunggu lama kami pun disuguhi minum dan dipersilahkan untuk beristirahat sebelum menuju ke tempat pelaksanaan rapat koordinasi.
Awalnya rapat koordinasi memang akan dilaksanakan di sini, di Langa.

Namun, karena beberapa pertimbangan akhirnya dipindah ke tempat tinggal teman kami yang lain. Mereka adalah Mba Arum dan Mba Dwi. Mereka berdua tinggal di kawasan kodim yang terletak di pusat kota. Karena berada di pusat kota itulah sehingga lebih mudah ditemukan oleh kami yang sementara ini masih belum hafal daerah-daerah di sini. Dengan menaiki otto bemo atau yg biasa disebut angkot di jawa, kami menelusuri jalanan kota Bajawa. Tidak seperti kebanyakan jalan di Jawa yang selalu dipadati oleh kendaraan umum maupun pribadi, di sini jalanan begitu lengang. Hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang.
Kodim bukanlah tempat yang sulit untuk dicari, selain letaknya yang ada di pusat kota. Semua sopir otto pastilah tahu dimana letaknya. Dalam waktu 10-15 menit saja kami sudah sampai di kediaman Bapak Yanto, orang tua asuh dari Mba Arum dan Mba Dwi. Di sinilah kami akan bertemu kembali dengan teman-teman yang bertugas di kabupaten Ngada. Satu-satunya keluarga yang kami miliki saat ini. Keluarga yang akan menjadi tempat kami kembali dan mencurahkan perasaan ketika kami rindu akan rumah, dan mereka yang akan dengan senang hati memperhatikan dan mendengarkan setiap cerita yang saling kami bagi satu sama lain.
Suasana begitu ceria sesampainya di kediaman Pak Yanto. Ini kali pertamanya aku datang ke sana. Meski agak canggung namun aku cepat menyesuaikan dengan situasi. Apalagi keluarga dari Pak Yanto sendiri berasal dari Jawa Tengah. Istrinya bahkan berasal dari desa tak jauh dari tempat tinggalku. Desa kami hanya dibatasi oleh sungai besar, yaitu Sungai Serayu. Semakin lama aku semakin menyesuaikan dengan suasanan di rumah ini. Baik keadaan rumah, pemilik rumah, maupun yang lainnya. Apalagi ini bukanlah kampung halaman maka aku harus secepat yang aku bisa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang pasti akan sering aku temui nantinya.

Tak lama kemudian teman-teman mulai berdatangan. Ada yang menggunakan sepeda motor, otto bemo, maupun otto kayu. Hingga akhirnya rapat koordinasi pun dimulai setelah sebagian besar teman-temanku telah berada di sini. Memang tidak lengkap 48 orang hadir saat ini. Hal tersebut dikarenakan adanya hal-hal yang tidak dapat ditinggalkan di sekolah maupun di daerah penempatan. Rapat dipimpin oleh ketua koordinator kami, Mas Arif. Meski masih belum begitu mengenalnya, paling tidak ia terlihat memiliki bekal yang cukup untuk menjadi koordinator kami. Rapat diisi dengan pembentukan struktur organisasi yang belum terbentuk sebelumnya di AAU. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi mengenai pengadaan iuran khas tiap bulan. Setelah selesai kami bergantian mengutarakan mengenai hambatan atau masalah yang langsung ditemui ketika sampai di daerah penempatan masing-masing. Kemudian kami mencari solusinya bersama. Selain itu, kami juga saling berbagi bekal mengajar yang kami miliki, seperti RPP, perangkat, soft file video atau media pembelajaran. Rapat kemudian diakhiri dengan penentuan tanggal pelaksanaan rapat koordinasi masing-masing penempatan setiap bulannya. tak lupa juga kami berfoto-foto setelahnya.
 Sejak saat ini aku yakin bahwa aku tidaklah harus merasa asing. Mengapa aku harus merasa asing di sini jika aku memiliki teman-teman yang luar biasa, teman-teman yang akan membantuku, melindungiku layaknya seorang saudara. Keluarga.

No comments:

Post a Comment